DAMPAK SOSIAL BUDAYA PARIWISATA: MASYARAKAT MAJEMUK, KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL DI YOGYAKARTA

Download dokumen PDF asli di https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp/article/view/8559/pdf

Pariwisata telah menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu provinsi paling majemuk di Indonesia. Kemajemukan menyimpan bahaya laten, berupa potensi gesekan pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengungkap perkembangan pariwisata di Yogyakarta serta dampak sosial budaya yang mengikutinya dengan fokus kepada faktor yang mendorong terwujudnya integrasi sosial masyarakat Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian terapan social impact ini adalah eksploratori kualitatif, yang dilakukan dalam rentang waktu satu tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi komprehensif, in-depth interview, dokumentasi, komparasi historis, serta didukung data kuantitatif non-reaktif. Selanjutnya, analisa penelitian lebih banyak ditekankan pada analisis literatur yang dilakukan secara deskriptif. Kemajemukan di Yogyakarta ada semenjak dulu, perkembangan pariwisata semakin mempertegas kemajemukan masyarakat. Interaksi sosial yang terjadi berujung pada konflik sosial atau terciptanya integrasi sosial di masyarakat. Namun nilai kerukunan dan rasa hormat, serta budaya gotong royong ditambah dengan figur positif dari Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X telah mampu memperkecil konflik yang terjadi selama ini.


Tourism makes Yogyakarta one of the most diverse provinces in Indonesia. Pluralism holds latent threats in the form of potential animosities in society. This study aims to uncover the tourism development in Yogyakarta and its socio-cultural impact, focusing on factors that encourage the social integration of the people. The method in these applied social impact research is qualitative exploratory, carried out in one year. Data collection is carried out with comprehensive observation, in-depth interviews, documentation, historical comparison, and supported by non-reactive quantitative data. Furthermore, we emphasized the research in the analysis of literature. Pluralism in Yogyakarta has always existed. Tourism development further increased diversity. Social interactions that occur will lead to social conflict or the creation of social integration in society. However, the value of harmony, respect, and cooperation culture, coupled with a definite figure from the King of Yogyakarta, has been able to minimize conflicts in the community.

Tinggalkan komentar